Tidak hanya keluarga mereka, bajkan seluruh penduduk desa pun mengenakan baju kabung dengan kain sutra demi mengantar kepergiannya. Gadis ini sebenernya tidak memiliki hubungan darah apapun dengan kakak-kakaknya. Dia hanyalah seorang anak tiri yang tidak memiliki sanak keluarga dan kependudukan di dalam keluarga mereka. Ayah tirinya yang telah lumpuh dan ibunya yang meninggalkan keluarga mereka membuat gadis kecil ini mengumpulkan tekad dan tenaganya di atas bahunya yang kecil ini demi keempat kakaknya untuk memperoleh ijazah perguruan tinggi.
Shen Chung-Ling |
Ayah Chun-Ling yang sempat berprofesi sebagai tukang kayu sangat menyayanginya. Keempat kakaknya pun sangat mencintai adik kecil mereka ini.
Suatu hari saat sang ayah bekerja, ia terjatuh dari sebuah bangunan bertingkat 3 dan semenjak hal itu terjadi, sang ayah terbaring lumpuh di atas ranjang, dan perekonomian keluarga mulai jatuh.
Ketika anak-anak pria di keluarga ini berniat untuk putus sekolah dan mulai bekerja memenuhi kebutuhan keluarga, Chun-Ling mengumpulkan keberanian dan niatnya untuk menghentikan pendidikannya dan membantu ibunya menanggung perekonomian keluarga. Kakak-kakaknya yang mendengar hal ini segera menggandeng tangan Chun-Ling dan bersumpah di samping ranjang ayah mereka, "Kebaikan yang telah adik kami berikan tidak akan kami lupakan dan pasti akan kami balas berkali-kali lipat".
Shen Chun-Ling |
Saat ini ayahnya memanggil putra-putranya dan berkata, "Setelah kalian dewasa, kalian mungkin akan melupakan saya, tapi perjuangan adik kalian ini tidak boleh kalian lupakan sedikitpu."
Pada suatu hari di bulan Agustus tahun 1998, demi memenuhi kebutuhan kuliah keempat kakaknya, Chun-Ling berniat untuk sekali lagi menjual darahnya. Karena permintaannya, dokter yang melayaninya mengambil darahnya sebanyak 330cc dari darahnya. Tubuh kecil yang lemah kekurangan gizi ini semakin lemah setelah ia menjual darahnya. Namun semangatnya yang tidak pernah pudar terus membuatnya tidak menyerah. Namun ketika ia berjalan ke kantor pos untuk mengirimkan uang, hal yang tidak diinginkan terjadi..
Tidak pernah ada yang menyangka akan ada sebuah truk besar yang lewat ketika Chun-Ling menyebrang jalan. Tubuh Chun-Ling yang kecil itu terlewati oleh rodak truk yang besar dan dalam sekejap saja, tubuh kecil itu terlukai tak berdaya di tengah jalan..
Keempat kakaknya yang mendengar berita ini segera kembali pulang ke kampung halaman mereka, berlali ke samping tubuh adik kecilnya dan menangis di hadapan jasad adiknya..
Keempat Kakak Chun-Ling |
Menurut kebudayaan yang berlaku di desa mereka, upacara pemakaman tidak boleh dilakukan untuk seorang gadis yang belum dewasa. Tetapi para tetua di desa tersebut tersentuh dengan apa yang sudah di lakukan oleh Chun-Ling dan akhirnya mengizinkan bukan hanya pemakaman biasa, tetapi pemakaman khusus yang diperuntukan bagi orang-orang yang dihormati bagi gadis kecil ini. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk menggali kuburnya di hutan yang sudah diwariskan turun menurun bagi desa ini.
Kondisi Pemakaman Chun-Ling |
Perjalanan setelah pemakaman Chun-Ling |
0 comments:
Post a Comment